From cookies with love

©Sinetha Mongli

Ketika waktu yang kau miliki terbatas, apa yang ingin kau dahulukan???

————————————————————————————————————

{Donghae pov}

Tidak menyangka aku jatuh cinta pada seorang gadis seperti dia. Salah, lebih tepatnya anak bos ku sendiri, putri tunggal Kim Young Min. Taulah kalian siapa dia, CEO SM Entertainment. Bodohnya aku. Babo-ya!!!!

Awalnya aku sama sekali tidak mengenalnya. Hah, yang paling menyebalkan adalah member yang dicintainya adalah Siwon, sahabatku sendiri dan cinta pertamanya. T.T maklumlah jika dibandingkan Siwon aku tidak ada apa-apanya.

Mungkin seperti ini gambaran anime dirinya.

Antara berani mencintai atau tidak. Aku takut kim songsaenim melarang hubungan kami. Siapa aku siapa dia. Tapi ternyata bukan kim songsaenim yang melarang. Tuhan yang melarang kami. Tuhan menginginkan dia lebih dari yang aku menginginkan dia.  Primary amerbic meningoencephalitis, infeksi syaraf yang membuat kami terpisah sebelum sempat bersatu. Aku juga tidak sempat untuk sekedar menyatakan perasaanku.

*************************************************************

Saat aku berjalan dalam malam yang temaram
Saat itu pula hatiku kembali tergetarkan
Bergetar dan terasa diusik oleh pengusik
Seperti hantu yang siap membunuhku

Seperti gempa bumi yang dahsyat menggetarkan hatiku
Meretakkan, menghancurkan dan meluluhlantakkan keutuhan pikiran
Melemahkan otot-otot dan semua persendianku
Dan seperti tulang yang menghilang dari tubuhku

Pemandangan itu sangat mengerikan
Berjuta-juta wanita putih bersayap memanggil namaku
Seperti malaikat yang siap mencabut nyawa dari ragaku
Dan pergi meninggalkan tubuh menjadi gentayangan

Kini matahari telah muncul di peraduannya
Dan ajal menantiku datang ke tempatnya
Memberikan nuansa yang seolah-olah berkata
tentukan sebuah pilihan
Dan menentukan jalan kehidupan
Yang baru untuk melupakan masa lalu.

-Karya: Anggi Helvinorica-

*************************************************************

Pertama kali aku melihat dunia ini, aku berharap bisa bahagia. Menjalani kehidupan normal seperti yang di inginkan banyak orang. Mengisi semua kehidupan ini dengan kenangan-kenangan manis. Menemukan pasangan sejati dan membentuk keluarga kecil yang sejahtera. Tapi bagaimana jika suatu saat hobimu menjadi malapetaka untukmu?dan bagaimana ketika kenyataan berkata kau akan selalu sendiri? Dan bagaimana kalau kau punya banyak hal tapi tidak dengan waktu?dan bagaimana jika kau punya segalanya kecuali kesempatan?

Namaku Sinetha Kim. Putri tunggal CEO SM entertainment. Berbakat dan cerdas, begitu menurut dosen-dosenku. Kuliah di virginia univercity. design faculty, fashion design department. Tinggi badan 170 cm, berat badan 48 kg. Bertubuh langsing, berkulit putih layaknya orang korea, bermata bulat besar. Maklum ibuku seorang campuran. Tapi bagiku semua kini hanya sebuah keindahan yang membawa duka.

Mungkin selama ini terlalu sombong dengan apa yang aku miliki. Kenyataannya sekarng keduniawian ini tak berguna lagi untukku. Aku bersyukur tuhan menganugerahkan antibody yang baik untukku. Setidaknya aku mampu bertahan lebih lama dari yang diperkirakan. Aku menderita PAM (Primary amerbic meningoencephalitis). Setidaknya aku tidak mati seminggu setelah gejalanya muncul. Ini berawal ketika hobiku berenang yang makin menjadi-jadi di virginia. Daerah itu termasuk sering muncul penyakit ini. Kolam renang air hangat di kampus yang terinfeksi virus naegleri fowleri. Entah kapan aku akan mengalami kelumpuhan dan koma. Beruntung yang hinggap di ragaku virus yang lemah. Meski begitu aku tidak akan sembuh, kecuali tuhan memberikan keajaibannya padaku.

Setelah itu aku memutuskan pulang ke korea. Ingin menikmati sisa-sia waktu yang kumiliki bersama keluargaku. Meski kenyataannya aku ingin mempunyai seseorang yang bisa melukis akhir kisah hidupku. Tapi aku tidak boleh egois untuk itu. Hanya akan membuatnya terluka.

Oemma begitu syok tahu aku sakit dan hidupku tak akan lama. Appa tidak mampu meneruskan kata-katanya. Mereka menangis tersedu-sedu memelukku. Aku benci punya takdir seperti ini. Aku benci melihat air mata mereka. Tidak sekalipun aku bisa membuat mereka bangga dengan kehadiranku, justru aku makin menambah air mata mereka.

Bagaimana sekarang menurut kalian? Apa yang harus aku lakukan menunggu kematian?

“Nona…Kita sudah sampai..” seru Jung ajjushi, sopir Oemma

“Nde..Kamsa ajjushi…”

Aku pun melangkah kakiku turun dari mobil. Tidak lupa aku mengenakan masker. Aku tidak ingin menulari orang-orang disekitarku, dan aku juga tidak mau dikenali sebagai sinetha kim.

Baiklah saatnya memulai kehidupan denganm senyuman. Kalian jangan menangis untukku. Tenang saja…aku akan baik-baik saja sampai tiba waktunya untukku pergi. Aku pasti akan mengenang kebaikan kalian jika kalian mau tersenyum untukku. Itu sudah jauh labih cukup untukku. Kajja…kita kan nonton penampilan super junior di Mubank KBS. Ayolah tersenyum…

Aku sudah seperti teroris saja mengendap-ngendap seperti ini.aku mau melihat mereka di belakang panggung saja yang sepi. Kalian tahulah…aku takut menularkan penyakitku kalo aku dalam keadaan kepanasan. Virus yang ada ditubuhkan akan cepat berkembang. Maka aku butuh kehangatan. Bukan kepanasan atau kedinginan.

“Sine-ya…” panggil seseorang. Spontan aku langsung berdiri kaku tanpa menoleh.

“Oh ayolah…Ini aku…Kau tidak perlu tegang seperti itu.” Ucapnya dengan santainya

“Oppa…Sudah ku katakan jangan panggil namaku keras-keras…Kau ingin semua orang tahu aku sinetha kim????”

“Ahahahha…Memangnya kenapa kalau mereka tahu? Baguskan…Kau tidak perlu menegndap-ngendap melihat kami dari jauh seperti ini.”

“Oppa…Aku takut semuanya akann menjauhi aku…Kau tahukan…Aku…”

“Jangan katakan lagi…Baiklah aku tidak akan melakukannya lagi. Kau bawa apa?” tanyanya melihatku membawa bingkisan.

“Gomawoyo…Aku bawakan kue untuk kalian…Tapi bukan buatanku sendiri. Aku takut…”

“Sine-ya…Sudah kukatakan jangan kau katakan lagi kata-kata aku takut menulari kalian, aku takut…dan lain-lainnya. Aku tidak pernah takut kau tulari. Terima kasih kuenya….”

“Choemanneyo oppa…ehm…”

“Hadiah khusus?”

“Nde…Jangan lupa berikan pada Siwon oppa..Jangan katakan dariku. Katakan saja dari fansnya. Awas kalau kau tidak menyampaikannya.”

“Baiklah…Hadiah untukku mana? Masa hanya Siwon saja yang kau berikan hadiah…kurir juga dapat imbalannnya dong…heheheh” ucapnya menyodorkan pipinya

“Aku masih ingin melihat oppa menari dan menyanyi di atas panggung, bukan menjadi temanku di rumah sakit…”ucapku.

Spontan dia menunjukkan wajah kesalnya padaku mendengar apa yang aku katakan. Apa bisa aku membuat seorang lee Donghae mengalami hal yang sama denganku? Bagaimana aku bisa tega?

Tuhan itu adil memperkenalkan aku dengan Donghae oppa. Meski dia memang benar-benar seorang playboy dan otak yadong, setidaknya dia bisa menyimpan semua rahasiaku. Dan satu-satunya orang diluar keluargaku yang tahu tentang penyakitku. Kenyataannya dia tidak pernah takut tertular olehku. Tidak seperti teman-temanku di Virginia.

“Kau itu…Tidak ingin berkenalan dan berbicara dengannya?”

“Ani…Begini saja sudah bagus…Oppa…Hwaiting!!!”

“Nde…hwaiting! Aku menunggumu menciumku…hahahhaha…Kau mau pulang?”

“Ani…Aku ingin mengintip dia dulu baru aku pulang…”

“Dasar kau itu…Bintitan lho ntar…hahahah”

”HONGEEEEEEEEEEEEE…………….”panggil orang dari dalam. Aku tahu itu suara siapa. Ayo tebak? Yang suka teriak-teriak, yang paling aneh…ahahhaha…siapa lagi kalau bukan KIM HEECHUL.

“Aish…dia itu selalu menganggu waktu kita berduaan ya…”

Aku injak kakinya

“Aww…kau itu!!! Aish…Sudahlah…Cepat pulang sana… Hati-hati…da…Dongsaeng…Saranghaeyo  ♥ ”

“Sudah sana oppa masuk…Aku ingin melihat oppa memberikan kuenya…hehheh”

“Ah aigo…” ucapnya sambil mengedipkan matanya genit.

Inilah yang bisa aku lakukan. melihatnya dari jauh. Dia cinta pertamaku. Sejak dia masuk training sampai saat ini. Dan tidak sekalipun akun ingin mendekatinya. Hanya saja saat aku ingin mempunyai sesuatu yang bisa aku kenang.

Seperti biasanya, Donghae oppa akan membagikan semua kuenya ke semua member, baru nanti menyodorkan bingkisan ke Siwon oppa. Dan Dongahe oppa selalu mencari-cari siapa yang memberikan.

 

 

[DONGHAE POV]

Aku melihatnya mengendap-ngendap lagi. Kenapa tuhan memberikan cobaan seperti itu kepadanya? Aku mengenalnya secara tidak sengaja ketika pertama kali masuk training. Dia memintaku merahasiakan siapa dia sampai saat ini. Hatiku hancur ketika dia mendadak pergi ke Virginia untuk sekolah. Mengakui atau tidak, kenyataannya aku jatuh cinta padanya. Sekarang pun perasaanku masih sama. Meski kenyataannya Siwon justru yang menjadi cinta pertamanya. Aku ingin menjadi cinta terakhirnya. Tapi sepertinya semuanya tetap mustahil. Gadis 20 tahun yang membuatku terus bermimpi.

Sejujurnya aku ingin merebut hatinya saat dia pulang kembali ke korea. Tapi kenyataan berkata kau harus menahan perasaan ini selamanya. Dia pulang dengan berita yang tidak pernah aku bayangkan. Dia pulang bukan untukku. Dia pulang hanya sekedar ingin mengukir kenangan tentang Siwon. Tidak salah memang. Wajar orang yang merasa berada dibatas umurnya ingin melukis kenangan tentang orang yang dicintainya. Aku juga ingin seperti itu. Sudah cukup bagiku melihatnya bahagia dan terus menjadi temannya.

Saat dia menceritakan penyakitnya padaku, aku justru yang menangis memeluknya. Dia sama sekali tidak menangis. Dia tampak begitu tegar, meski aku yakin dia amat sangat rapuh. Wajahnya semakin pucat dari hari ke hari.

“Untukmu Won…”

“Nuguseoyo?”

“Seperti biasa, fans setiamu yang sangat mencintaimu jauh sebelum kau debut.” Ucapku sesak di dada.

“Bantu aku bertemu dengannya..Aku mohon…Kau pasti tahu kan? Aku ingin mengenalnya”

“Hufh…Aku…Tidak bisa. Aku sudah berjanji padanya.”

“Ayolah hyung…Kau kan sahabatku…Masa kau tega membuatku penasaran seumur hidupku???”

“Aku sudah janji kuda…Kau mau aku masuk neraka karena tidak memebihu janjiku???”

“Hahahhaha….Ikan…Sejak kapan kau insyaf??? Baca yadong saja kau bisa….hahahha” seru Heechul hyung. Astaga orang ini….Kenapa begitu menyebalkan???

“Pria tidak akan mengingakri janjinya, hahahhaha…”ucapku melirik ke arah celah pintu. Dia masih disana ternyata.

Sampai kapan dia kan tetap seperti itu terus…samapi kapan aku akan melihat dirinya terus bermimpi. Tuhan tahu  ini, Jangan hadirkan musim dingin…Aku tidak ingin kehilangan dia. Biarkan tubuh ringkih yang tidak akan bertahan lama itu tetap hidup melewati akhir tahun ini.

“Hyung kau kenapa?”tanya Kyuhyun

“Ah Tidak…”

“Ah hyung, Kau orang yang tidak pandai berbohong!!! Akhir-akhir ini kau selalu sedih, wajahmu sangat suram, Kenapa memangnya?”

“Ah…Hanya pikiranmu Kyu…Aku baik-baik saja…Hanya sedikit merindukan ayah..”

“Hyung mungkin aku ini memeng menyebalkan, tapi beri aku kesempatan menjadi dongsaeng yang baik untyuk semuanya…Aku tidak kan memaksa lagi hyung…Jika kau membutuhkan pundak, aku ada untukmu Hyung….”

“Wkwkwkwk…Kyu…kau…hahahahha” mendadak aku tertawa mendengar kata-katanya yang sungguh lebay sekali…Seandainya aku bisa tertawa seperti ini dengan sine…

*************************************************************

Hari ini…Seperti biasa…Aku melihat mereka…Melihat Siwon oppa konser… Appa dengan hati malaikatnya menyediakan ruang kecil yang sangat hangat untukku. Sudah pernah aku jelaskan belum? Bahwa seorang penderita PAM tidak boleh kedinginan? Jadi kau harus selalu hangat karena itu yang bisa memperlama masa inkubasi virusnya. Jadi kemungkinan besar aku akan berakhir dimusim singin sebentar lagi…Aku tidak ingin pergi ke negara tropis untuk memperpanjanng hidup… Percuma… Aku cepat atau lambat juga akan mati…yang aku inginkan adalah mengukir kenangan yang indah sebelum ajal menjemput. Bukankah itu wajar untuk semua ortang yang mendekati kematian?

Perbedaan hidup dan mati itu tipis. Dikematian juga akan ada kehidupan yang lebih kekal daripada itu…kalian tahu selaput otak? Setipis itu…ya…Hanya saja ketika waktu belum membuka pintunya kita tidak akan bisa mengarungi dunia kematian.bersyukurlah kalian yang masih sempurna, masih sehat… Seandainya ada kesempatan kedua untuk hidup normal aku ingin sekali…

Sudah…Sudah…Jangan ungkit maslah kematian…Cepat atau lambat aku akan menghampirinya. Ruangan ini ayah sediakan untukku untuk melihat konser mereka. Aku tidak bisa dan tidak berani bersama banyak orang…Aku tidak ingin menulari mereka. Sudah cukup bagiku ada layar besar diruangan ini untuk melihat mereka.

Luar biasa memang…Mereka sungguh menawan…Siwon oppa…Apa orang seperti dia mau bertemu dengan aku yang penyakitan ini? Huh…Sudah ah…Aku pulang saja…

Mendadak aku merasa kedinginan…Kuraih remot pemanas ruangan, kunaikkan suhunya…Nihil…Aku masih kedinginan…

Kaku…Kakiku menjadi kaku…Kuraih hp…Kuhubungi appa…

“Appa…”

“Wae? Ada apa? Kau kenapa?”

“Kakiku…Argh…” Kepalaku mendadak sakit luar biasa….

Tidak…Jangan sekarang….

*************************************************************

[KIM YOUNG MIN POV]

Sinetha Kim…Anakku satu-satunya menelpon dan berteriak ditelpon… Yang aku lakukan hanya berlari secepat mungkin menuju ruangannya… Aku menemukannya pingsan dengan tubuh kaku…

Tuhan…Aku ini seorang ayah yang ingin membahagiakan putrinya…

Tuhan…Tiap detik hidupku mungkin adalah kesalahan yang fatal…

Jika nanti kau mengambil titipan yang kau berikan padaku…Berikan sesuatu yang bisa membuatku sedikit kerelaan…

Kegenggam tangan sinetha…Perjalanan kerumah sakit ini sungguh menyesakkan dadaku melihatnya mulai kaku…Baru 1 minggu sejak dia pulang…Kenapa sesingkat ini…

Dokter memintaku menunggu diluar UGD. Tak terbayang jika aku tidak punya kesempatan untuk melihatnya lagi…aku belum merasa menjadi ayah yang berguna untuknya. Kuhubungi istriku. Aku juga tidak akan sanggup melihat air matanya. Selama ini mungkin aku menjadi orang yang paling ditakuti dan kejam. Ini…Aku…Dengan kelemahannya, bukan Kim Young Min seorang CEO tapi Kim Young Min seorang ayah…

“Tuan Kim…”panggil dokter

“Ya…”jawabku lemah…

“Saya minta maaf sebelumnya tuan….”

“Apa yang terjadi padanya?”

“Kadar oksigen pada otaknya tinggi. Protein dan glukosa pada cairan cerebrospinalnya juga tinggi….InI menyebabkan virusnya tumbuh pesat. Mereka bermultiplikasi dan menyerang parenkim otaknya dengan cepat. Karenanya muncul kelumpuhan pada tubuhnya…Masa kritisnya sudah berlalu…Tapi…”

“Tapi apa dok?”

“Nona Sine mengalami koma…Kita hanya bisa menunggu…Perkembangan virus yang tumbuh pesat sudah memasuki tahap akut…Maafkan kami yang tidak bisa berusaha dengan baik tuan Kim…”

“Aku mengerti dok…” Appa berharap bisa memelukmu nak…

Dokter memindahkannya ke ruang perawatan…Semua alat yang terpasang ditubuhnya membuatku sesak.

Nak…Katakan pada appa jika kau merasa kesakitan dengan semua alat ini…

Ibumu sudah datang Nak…Kami berdua ada disini untukmu. Min Ah terus menangis melihat kondisi Sinetha…Ini menambah kesesakanku…

“Dok…Berikan saja dia yang terbaik…Aku tidak ingin melihatnya kesakitan dengan semua alat itu….”

“Yoebbo…apa maksudmu? Kau ingin dokter melepas semua alatnya?”

“Aku tidak tahan!!! Apa kau mau melihat dia kesakitan? Jika memang tuhan ingin mengambil dia, kenapa diulur-ulur?”

“KELUAR KAU!!! Dari dulu kau selalu bersikap kejam pada semua orang!!!!”

Ingin rasanya memeluk istri dan anakku…Andai saja bisa…Aku ingin berbariong diranjang itu menggantikannya…

[MIN AH POV]

Suamiku gila!!!!!

Nak….

Oemma mohon…Bertahanlah…Kau harus sembuh…Euthanasia tidak akan pernah oemma setujui…Tidak akan….Tidak peduli semarah apapun ayahmu padaku nanti…Tapi tidak aku ingin kau tetap hidup…

*************************************************************

Aku mendengar pertengkaran mereka…Aku mendengar semua yang mereka katakan…

Appa…lakukan saja euthanasia padaku…

Oemma…jangan bersedih…

Tuhan jika memang seperti ini jalanku…aku rela…Seminggu bersama oarnag-orang yang aku cintai sudah cukup sebagai kenangan manisku…Terima kasih untukmu, Tuhan…

Aku melihat seorang malaikat yang mengulurkan tangannya padaku…

Sekarang aku yakin…Ini saatnya pergi…Selamat tinggal Appa. Selamat tinggal Oemma… Selamat tinggal Hae Oppa…Selamat tinggal semua…

*************************************************************

[SUPER JUNIOR DORMITORY]

[HAE POV]

“Kyu…Kau benar…Aku memang sedang bersedih sekarang”ucapku pada Kyuhyun

“Kenapa hyung?”

“Berjanjilah kau akan menjaga semua ini?”

“Aku berjanji hyung…”

“Namanya Sinetha Kim”

“Sinetha Kim? Putri tunggal Kim songsaenim yang meninggal kemarin?”

“Ya…Aku mengenalnya jauh sebelum dia berangkat ke amerika. Dan aku juga mencintai dia sejak pertama kali mengenalnya”

“Hyung…”

“Ya…Aku tahu sekarang dia sudah pergi… Seandainya aku masih sempat mengatakan perasaan ini…Akan aku lakukan…”

“Kenapa hyung tidak pernah mengatakannya?”

“Kau ingat Kyu…Beberapa hari terakhir ini aku selalu membawa kue untuk Siwon?”

“Jadi…Sinetha?”

“Ya…Dia mencintai Siwon…Aku tidak ingin dia jauh dariku ketika dia tahu perasaanku”

BRAAAK!!!!

“Hyung? Jadi?”

“Siwon?”

“Seandainya aku tahu dia orangnya, seandainya aku tahu dia yang hyung cintai…aku pasti akan berbuat sesuatu untuk kalian”

Selesai berkata dia menyeretku ke tampat parkir…Mendorongku masuk ke mobilnya. Orang-orang di dorm langsung mengejar kami takut siwon berbuat sesuatu yang aneh padaku…

Tapi…

Dia…

Justru…

Membawaku kemakam Sinetha yang masih basah…

“Katakan hyung! Katakan kau mencintainya!”

Kutatap dirinya tak percaya…Namun dia mengangguk

“Sine ya…Mungkin ini terlambat…Aku berharap kau mendengarku dari surga…Aku mencintaimu…Aku mencintaimu sejak pertama kali. Ketika aku ingin mengatakan ini kepadamu, kau terlanjur berangkat ke amerika. Dan ketika bertemu kembali, aku ingin mengatakannya, tapi kau terlebih dahulu mengatakan bahwa kau mencintai dongsaengku. Dan sekarang, aku hanya bisa mengatakan aku mencintaimu di depan makammu, bukan didepanku…Aku mencintaimu…”

Angin berhembus pelan menerpa wajahku. Kutatap nisan yang mengukir namanya.

“Oppa…Sebenarnya aku mencintaimu…”

Kudengar samar suara itu. Kurasakan ada seseorang yang memelukku dari belakang

“Sinetha…”

“Ya…Ini aku…Aku mencintaimu…”

“Aku juga lebih mencintaimu…”

“Hiduplah dengan bahagia…Mesti aku meninggalkanmu…Tapi aku akan hadir disetiap nadimu…”

“Tidurlah dengan tenang…Berjanjilah menungguku disana…”

“Aku berjanji oppa…Aku mencintaimu…”

“Aku mencintaimu…”

THE END

@@@@@@@@@@@@@@

by:

SINE’s@mo~ng_Lye’Sinetha Mongli’

Tinggalkan komentar