(First) DIARY MIA -UNTUK ARYA

Based on true story

Aku mencintai seseorang. Semua orang benar bahwa mungkin aku yang harus memulai mengatakan bahwa aku memang mencintainya meski dia tidak pernah sekalipun menyatakan isi hatinya padaku, dan bahkan aku juga tidak tau apakah dia mencintaiku atau tidak. Mungkin akan menjadi lebih baik jika aku memulainya saat ini. Tapi inilah ego seorang Mia. Aku lebih suka menunggu sampai dia mengatakannya daripada aku yang mengatakan apa yang aku rasakan dan bertanya tentang perasaannya padaku. Aku lebih baik menderita dalam asmara daripada aku yang memulai.

Dan mungkin itulah hal yang selalu aku sesali. Kenapa aku tidak menjadi seperti mereka yang bisa dengan begitu mudah dan lugasnya menyatakan perasaan mereka. Apa aku salah bersikap seolah aku ini diinginkan dan bukan yang menginginkan? Memang egoku soal ini melebihi semua yang aku miliki. Karena ini adalaha prinsip yang aku pegang. Wanita tidak boleh memulai mengatakan perasaannya duluan.

Dia, datang di hidupku. Dan aku memang mengakui bahwa aku mencintainya. Namanya Arya. Dia adalah seseorang yang aku anggap sahabatku. Aku jatuh cinta padanya karena keluargaku. Karena kecelakaan itu keluargaku tahu cerita tentangnya dan papa, mama, dan kak bima yang selalu mengolok-olokku. Dan dari situlah aku mulai menganggapnya berbeda. Aku tidak lagi melihatnya sebagai seorang sahabat, tapi sebagai seorang pria dewasa. Pandanganku semakin hari semakin membuatku jatuh cinta padanya.

Aku tidak tahu apa yang dia tunjukkan padaku adalah karena dia melihatku sebagai seorang wanita atau sekedar sahabat. Aku juga tidak tahu kenapa aku berasumsi bahwa dia menyimpan rasa padaku. Seandainya aku bisa membaca hati semua orang… inilah yang selama ini aku lihat, mungkin aku hanya berasumsi dan yang lebih memalukan mungkin aku kegeeran…

Dia selalu marah jika aku membahayakan diriku sendiri, sementara yang lain tidak peduli…

Dia yang selalu bertanya apa aku sudah sembuh saat aku sakit, sementara yang lain tidak peduli….

Dia yang selalu bilang jika aku butuh dia, dia akan ada untukku, sementara yang lain tidak pernah mengatakan hal yang sama….

Dia yang selalu memberiku semangat ketika aku dalam kelemahan, sementara yang lain cuek…

Dia juga yang selalu membuatku tersenyum disaat terburuk dariku…

Dia yang akan tiba-tiba ngambek ga jelas kalau aku terlihat dengan cowok lain, meski hanya sekedar gosip.

Dia juga yang tidak akan memperdulikan aku bisa sebulan lebih…

Dan dia juga yang menurutku datang dan pergi…

Dia datang disaat aku belajar kembali melihatnya sebagai seorang teman dan mengikhlaskan perasaanku….

Dia pergi disaat aku mulai berharap dan perasaanku ada untukknya…

Meski begitu, dia juga yang membuat hati ini selalu berdebar dalam sensasi yang jarang aku rasakan, bahkan mungkin untuk pertama kalinya seumur hidupku. Kadang disaat aku merasa aku tidak mampu terus dalam kondisi yang tidak jelas, aku ingin bertanya padanya dia melihatku sebagai apa. Tapi selalu saja hanya sekilas terbersit, dan aku selalu memutuskan untuk menunggu.

Aku tidak tahu sampai kapan. Mungkin sampai saatnya aku harus menyerah. Menyerah pada keadaan jika memang akan seperti itu selamanya. Aku lebih suka bersikap sok cuek tapi peduli daripada aku harus menjadi gadis genit nan manja untuk membuatku semakin dekat dengannya. Dan selama aku menjatuhkan hatiku untuknya, aku pernah sekali mencoba berpaling, tapi justru aku semakin terjerat pada perasaan cintaku padanya meski dia pernah dengan orang lain. cinta itu bagiku jika dia bahagia maka aku akan bahagia meski aku tidak bersamanya. Itulah aku. Aku tidak mau dia menderita bersamaku, meski aku bahagia dia disampingku. Aku tidak ingin menjadi egois dalam kebahagiaannya. Lebih baik aku menunggu daripada aku menyakitinya dengan mengatakan perasaanku dan dia merasa kecewa pada dirinya karena telah membuatku jatuh cinta dan begitu tersiksa.

Ada yang bilang, semakin lama kita mencintai diam-diam, maka semakin kita terbiasa untuk tidak dianggap dan semakin lama menyendiri. Aku tidak peduli hal itu. Aku tidak peduli jika aku tidak dianggap. Aku tidak peduli berapa banyak waktu yang aku habiskan untuk memikirkan dia. Aku tidak peduli berapa banyak galau yang sudah tuhan berikan padaku.

Jawabannya karena aku wanita. Karena wanita, menurutku, tidak pantas untuk memulai. Karena wanita selalu ingin melihat pria yang dia cintai untuk selalu bahagia. Dengan dia atau tidak. Karena wanita mampu menahan duka lebih lama. Karena wanita jarang menggunakan logikanya.

Aku inginkan dirimu, datang dan temui aku. Ingin kau katakan padaku, kau sangat mencintai diriku. Semoga engkau kan mengerti, tentang perasaan ini, maaf ku telah terbuai akan indahnya cinta.

(Mia Isabella Renaldi, 19-11-2011)

2 pemikiran pada “(First) DIARY MIA -UNTUK ARYA

  1. jika aku jadi cowok. jika aku pengen wanita itu menggilaiku, aku akan melakukan hal seperti itu. kadang kita harus berhati-hati. semoga saya salah. 🙂

Tinggalkan komentar